Tradisi Serta Mitos Perayaan Tahun Baru Imlek dan Hujan

|| || ,,,,,, || Leave a komentar

Perayaan Tahun Baru Imlek dan Hujan - Di Indonesia tahun baru imlek tahun ini akan jatuh pada tanggal 8 Februari 2016. Dan tahun ini akan memasuki Tahun Monyet Api. Mulai dari sekarang mungkin masyarakat Tionghoa yang ada di Indonesia sudah melakukan persiapan untuk menyambutnya. Mungkin dengan membeli baju baru, celana baru, dan semua baru, amplop angpao hehehe ... kayak Hari Lebaran aja ya :D Biasanya dalam menyambut Tahun Baru Imlek semua ornamen atau hiasan rumah dan yang lainnya berwarna merah. 

Ucapan Tahun Baru Imlek 2016


Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting bagi masyarakat Tionghoa. Perayaan tahun baru Imlek akan dimulai pada hari pertama, bulan pertama pada penanggalan Tionghoa. Perayaan Imlek akan berakhir dengan Cap Go Meh, yaitu tanggal kelima belas (saat bulan purnama). Malam tahun baru Imlek dikenal sebagai Chuxi atau yang berarti "Malam Pergantian Tahun".

Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api. Meskipun penanggalan Imlek secara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar, penanggalan Tionghoa di luar Tiongkok seringkali dinomori dari pemerintahan Huangdi. Setidaknya sekarang ada tiga tahun berangka 1 yang digunakan oleh berbagai ahli, sehingga pada tahun 2009 masehi "Tahun Tionghoa" dapat jadi tahun 4707, 4706, atau 4646.

Dirayakan di daerah dengan populasi suku Tionghoa, Tahun Baru Imlek dianggap sebagai hari libur besar untuk orang Tionghoa dan memiliki pengaruh pada perayaan tahun baru di tetangga geografis Tiongkok, serta budaya yang dengannya orang Tionghoa berinteraksi meluas. Ini termasuk Korea, Mongolia, Nepal, Bhutan, Vietnam, dan Jepang (sebelum 1873). Di Daratan Tiongkok, Hong Kong, Makau, Taiwan, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan negara-negara lain atau daerah dengan populasi suku Han yang signifikan, Tahun Baru Imlek juga dirayakan, dan pada berbagai derajat, telah menjadi bagian dari budaya tradisional dari negara-negara tersebut.

Sejarah Perayaan Tahun Baru Imlek

Sebelum Dinasti Qin, tanggal perayaan permulaan sesuatu tahun masih belum jelas. Ada kemungkinan bahwa awal tahun bermula pada bulan 1 semasa Dinasti Xia, bulan 12 semasa Dinasti Shang, dan bulan 11 semasa Dinasti Zhou di China. Bulan kabisat yang dipakai untuk memastikan kalendar Tionghoa sejalan dengan edaran mengelilingi matahari, selalu ditambah setelah bulan 12 sejak Dinasti Shang (menurut catatan tulang ramalan) dan Zhou (menurut Sima Qian). Kaisar pertama China Qin Shi Huang menukar dan menetapkan bahwa tahun tionghoa berawal di bulan 10 pada 221 SM. Pada 104 SM, Kaisar Wu yang memerintah sewaktu Dinasti Han menetapkan bulan 1 sebagai awal tahun sampai sekarang. Tahun pertama Tahun Baru Imlek/Yinli dihitung berdasarkan tahun pertama kelahiran Kongfuzi (Confucius), hal ini dilakukan oleh Kaisar Han Wudi sebagai penghormatan kepada Kongfuzi yang telah mencanangkan agar menggunakan sistem penanggalan Dinasti Xia dimana Tahun Baru dimulai pada tanggal 1 bulan kesatu. Oleh sebab itu sistem penanggalan ini dikenal pula dengan Kongzili.

Mitos Tahun Baru Imlek

Menurut legenda, dahulu kala, Nián (年) adalah seekor raksasa pemakan manusia dari pegunungan (atau dalam ragam hikayat lain, dari bawah laut), yang muncul di akhir musim dingin untuk memakan hasil panen, ternak dan bahkan penduduk desa. Untuk melindungi diri merka, para penduduk menaruh makanan di depan pintu mereka pada awal tahun. DIpercaya bahwa melakukan hal itu Nian akan memakan makanan yang telah mereka siapkan dan tidak akan menyerang orang atau mencuri ternak dan hasil Panen. Pada suatu waktu, penduduk melihat bahwa Nian lari ketakutan setelah bertemu dengan seorang anak kecil yang mengenakan pakaian berwarna merah. Penduduk kemudian percaya bahwa Nian takut akan warna merah, sehingga setiap kali tahun baru akan datang, para penduduk akan menggantungkan lentera dan gulungan kertas merah di jendela dan pintu. Mereka juga menggunakan kembang api untuk menakuti Nian. Adat-adat pengurisan Nian ini kemudian berkembang menjadi perayaan Tahun Baru. Guò nián (Hanzi tradisional: 過年; bahasa Tionghoa: 过年), yang berarti "menyambut tahun baru", secara harafiah berarti "mengusir Nian".

Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa. Nian pada akhirnya ditangkap oleh 鸿钧老祖 atau 鸿钧天尊Hongjun Laozu, seorang Pendeta Tao dan Nian kemudian menjadi kendaraan Honjun Laozu.

Mitos Hujan Saat Perayaan Tahun Baru Imlek

Masyarakat seringkali berpikiran bahwa peryaan tahun baru Cina atau yang dikenal dengan sebutan Imlek erat kaitannya dengan hujan. Sebagian orang menganggap bahwa turunnya hujan di hari Imlek akan membawa keberkahan sepanjang tahun.

Namun, berhubungan dengan derasnya curah hujan belakangan ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT) merekayasa turunnya hujan. Menggunakan bantuan pesawat terbang, pihaknya akan mempercepat awan menjadi hujan. Pesawat tersebut terbang setiap hari dengan menjatuhkan hujan buatan sekaligus mendistribusikan hujan tersebut di luar area rawan banjir, seperti ke laut.

Hal ini tentunya akan memberikan efek tidak hujan di tempat dan waktu tertentu. Adakah hubungannya dengan Imlek? Menurut ahli feng shui Xiang Yi, hujan memang sering kali dipercaya membawa keberkahan. Namun, rekayasa hujan tidak akan mengubah garis peruntungan seseorang. "Rekayasa hujan hanya untuk mengalihkan hujan, bukan lantas bisa mencipatakan atau menghilangkan hujan," kata Xiang Yi, di kediamannya di Pluit, Jakarta. Menurutnya, meskipun direkayasa, tetap saja akan ada hujan yang turun.

Imlek adalah perayaan yang dilakukan berdasarkan tradisi. Perayaan ini bukan merupakan hari besar sebuah agama. Orang yang bukan beragama Konghucu namun masih keturunan Tionghoa masih ikut merayakan. Sedangkan hubungan perayaan tahun baru imlek dan hujan hanyalah mitos atau kepercayaan saja.

Mengenai peruntungan seseorang, menurut Xiang Yi, tidak bisa diukur dari hujan yang turun di hari Imlek. Setiap orang telah memiliki garis peruntungannya masing-masing sesuai tanggal lahir. "Setiap orang punya tanggal lahir yang akan menentukan kehidupannya," Xiang Yi menjelaskan.

Makna Pemberian Angpao pada Perayaan Tahun Baru Imlek

Memberikan Angpao kepada generasi muda (anak atau muda-mudi yang belum menikah) merupakan suatu tradisi dan budaya Masyarakat Tionghoa saat merayakan Tahun baru Imlek.  Harapan dari pemberian Angpao  adalah agar si penerima Angpao bisa mendapatkan keberuntungan dan nasib baik sepanjang Tahun Baru ini. Nilai Uang yang di dalam Angpao hanyalah untuk menyenangkan si penerima Angpao, yang benar-benar memiliki arti adalah amplop (kantong) merahnya. Jadi membuka Angpao di depan pemberi Angpao adalah perilaku yang tidak sopan.

Angpao Imlek 2016 Monyet Api

Terdapat 2 (dua) jenis “Ya Sui Qian [压岁钱]”, yaitu :

  1. Mengikat Uang Koin (uang china Jaman dulu) dengan tali berwarna-warni kemudian meletakkannya dibawah kaki-kaki ranjang dimana anak tersebut tidur (menurut pencatatan sejarah buku “Yen Jing Sui Shi Ji [燕京岁时记]”).
  2. Memasukkan uang ke dalam amplop yang berwarna merah dan memberikannya kepada anak-anak kecil / muda-mudi saat mereka datang “Pai Nian” ataupun Kepala keluarga memberikannya pada malam Tahun Baru Imlek dengan cara menyelipkannya dibawah bantal saat anak-anak mereka sedang tidur.


Pada Jaman sekarang ini, yang paling banyak dan sering dilakukan adalah dengan menggunakan cara kedua yaitu dengan memasukkan uang kedalam amplop (kantong) merah yang disebut dengan “Ang Pao” dan memberikannya saat mereka datang mengucapkan ucapan-ucapan Tahun Baru Imlek (datang “Pai Nian”).

Memberikan Angpao dan menerima Angpao merupakan tradisi dan kebudayaan masyarakat Tionghoa yang  terbentuk dan dilakukan dalam jangka waktu yang sangat lama sekali. “Ang” atau Merah merupakan warna kesenangan masyarakat Tionghoa yang memiliki arti kebahagian, kesenangan, keberuntungan, hoki dan semangat. Kebudayaan Ang Pao berasal dari konsep untuk saling membalas kebaikan diantara sesama dan juga menunjukkan keharmonisan antar anggota keluarga, teman, saudari dan kolega kerja.

Umumnya, setelah anaknya menerima Ang Pao dari orang lain, maka si orang tua tersebut harus memberikan Ang Pao yang baru kepada anak si Pemberi Ang Pao tersebut.

Dalam pembagian Angpao, terdapat kebiasaan untuk melakukan penggolongan hubungan si pemberi Ang批ao dengan si penerima Angpao. Dalam pembagiannya, biasanya jumlah uang yang dimasukkan di dalam Angpao terdapat banyak, sedang dan sedikit. Jika hubungan keluarganya atau keakrabannya erat, maka jumlah uang didalamnya juga besar sedangkan yang hubungannya hanya biasa-biasanya saja maka jumlah uang yang diberikannya juga sedikit.

Dalam perkembangannya, pemberian Angpao sudah menjadi sangat umum dan selalu dipergunakan sebagai hadiah dan ucapan selamat dalam acara ulang tahun dan pernikahan.

Angpao sebenarnya adalah sebutan dari bahasa Hokkian dan Teochew, sedangkan bahasa Mandarin adalah “Hong Bao [红包]” yang jika di terjemahkan secara langsung ke dalam bahasa Indonesia adalah “Amplop Merah” atau “Kantong Merah”.

Nah, sekarang kalian sudah mengerti kan hubungannya perayaan tahun baru Imlek dan hujan serta bagaimana sejarah awal perayaan imlek ini. Bagi masyarakat Tionghoa mungkin sudah tidak asing lagi dengan perayaan tersebut, tapi bagi kita mungkin ini menjadi informasi yang berbarti. Tapi bagi kalian yang merayakan Tahun Baru Imlek 2016 ini, jangan lupa kirim angpaonya juga sama saya ya, nomor rekening lewat email aja hahahaha ... ::: ngarep mode: ON ::: :p

Selamat Merayakan Tahun Baru Imlek 2016


Selamat Merayakan Tahun Baru Imlek Bagi Anda Semua
Gong Xi Fat Cai


/[ 0 komentar Untuk Artikel Tradisi Serta Mitos Perayaan Tahun Baru Imlek dan Hujan]\

Posting Komentar